Rabu, 30 April 2008

hwaaaaaaaaaaaaaaa


Custom Myspace Photo Frame

selepas kau pergi

Hello! Myspace Comments
MyNiceSpace.com




Myspace Banner Generator @ JellyMuffin.com

SELEPAS KAU PERGI
TINGGALAH DI SINI KU SENDIRI
KU MERASAKAN SESUATU
YANG TLAH HILANG DI DALAM HIDUPKU

DALAM LUBUK HATIMU
KU YAKIN SEBENARNYA KAU PUN TAK
INGINKAN LEPAS DARIKU
TAHUKAH KAU KINI KU TERLUKA

BANTU AKU MEMBENCIMU
KU TERLALU MENCINTAIMU
DIRIMU BEGITU
BERARTI UNTUKKU

KAU TELAH MENCINTA
DAN DI CINTAI KEKASIHMU
INI TAK ADIL BAGIKU
HILANGLAH DAMBA TINGGALAH HAMPA

BANTU AKU MEMBENCIMU
KU TERLALU MENCINTAIMU
DIRIMU BEGITU
BERARTI UNTUKKU


LUPAKANKU DALAM HIDUP
YANG PERNAH MENCINTAIMU
DIRIMU TERCIPTA
BUKANLAH UNTUKKU

Rabu, 16 April 2008

BERSAMA WAKTU

Malam membuat hati menjadi sunyi
Tak berhiaskan bintang.....
Hanya bertemankan mendung yang muram...
Kasih telah lama hilang
Cinta tak kunjung datang
Namun kesunyisenyapan terus membayang
Menemani lara disepanjang jalan


Waktu seakan tak berpihak padaku
Begitupun pada cintaku
Dia tetap diam dan acuh......
Menjauh tak mau membantu

Cinta kini rapuh.......
Cinta kini buram......
Cinta kini layu..........
Cinta kini kusut.....
Semua karena waktu......
Yang tega mengambil sosoknya dariku
Tega pisahkan aku dan dia....................
Cinta.......hilang bersama waktu...

Selasa, 18 Maret 2008

DATANG LAGI

Malam sepi mencekam, semua kepiluan terkumpul di dalam dukaku yang semakin hari semakin menyesakkan hati. Semua ini karena manusia kejam itu, Dia tak pernah mau mengerti dan seolah tak mau mengerti lagi tentang apa yang kurasakan. Sejak ku tahu dia seperti itu, kutinggalkan saja dia. Toh, bila aku tetap bersamanya hanya menambah beban deritaku saja. Aku mencoba menghapus masa laluku yang penuh derita dengannya. teraniaya, sakit. Rasanya ingin kucekik saja lehernya. Tapi, tanganku tak punyai keberanian tuk lakukan itu.

2 tahun telah kulewati dengan penuh kehampaan. Bukan karena aku meninggalkannya, tapi karena aku tak bisa membuka hatiku untuk yang lain. Ugh, gara-gara lelaki itu, hidupku kacau begini. Aku BENCI dia. BENCI sebenci-bencinya aku pada siapapun juga. Aku berharap aku tak akan pernah melihat wajah lelaki itu lagi. Cukup sakit hatiku dibuatnya.

Nampaknya aku sial...Sangat-sangat sial....3 minggu yang lalu, aku bertemu dengannya di sebuah toko buku. SHIT!!!! Dia mengahampiriku. "Hai Fi, gimana kabarmu? Sehat-sehat aja khan?", katanya penuh seldik. Ih, aku benci dengan tatapan matanya. Dia pikir aku akan terjerat lagi????

"hm....", jawabku cuek sambil tak mau melihat wajahnya. "Kenapa? Kamu masih marah soal itu? Please Fiona, kamu ngomong dong..", pintanya padaku. "Sorry, aku buru-buru", jawabku meninggalkan sosoknya yang masih terlihat mematung melihat kepergianku.

Yah, seperti itulah.....Setelah itu malamnya mamah memanggilku.
"Sayang...Fiona, ada telepon dari temen nich...", teriak mamahku dari ruang tengah. Aku bergegas berlari menuju keruang tengah. Ku ambil gagang telepon itu hati-hati.
"Halo, siapa ini?", tanyaku pelan-pelan.
"Fi, ini aku. Kita harus bicara. Aku gak mau terus-terusan di hantui bayang-bayang kamu itu.", Kta suara di seberang sana.
"Hardy? Tau dari mana nomor rumahku ini?", aku bertanya padanya.
"Aku tau dari penjaga toko buku laggananmu, sudahlah...itu tak penting...aku ingin bicara denganmu. Aku tunggu besok di taman dekat rumahmu..",katanya kemudian..
.........tut...tut...tut...tut...

Siang itu udara sangat panas sekali. Enggan rasanya tuk melangkahakan kakai keluar rumah. Tapi, entah keapa hati ini selalau mendorong raga ini melangkah dan membuka pintu depan. Sejenak aku ragu. Apa dia masih menungguku? padahal waktu yang di janjikan sudah lewat dari satu jam yang lalu. Kucoba tuk langkahkan kaki. Dan ketika sampai di taman aku tercengang. Ku lihat dia masih terduduk manis di bangku taman, dan tersenyum sumringah ketika melihatku datang.
"Akhirnya Fi, kamu mau dateng juga.", sapanya.
"sebenernya ada apa sich? to the point aza dech!", kataku dengan nada yang cuek.
"sebaiknya kaita ngomong di tempat yang lebih tenang". Aku menurut saja kata-katanya.
"Kenapa harus di cafe sich?", ucapku penuh selidik.
"Biar kita bisa ngobrol sambil santai...", jawabnya pula masih dengan ramah.
"ya udah jangan buang waktu.", pintaku.
"Gimana, sekarang lagi sibuk ngapain?", tanyanya.
"Lagi sibuk belajar buat UAN", jawabku singkat.
"Kenapa kamu pindah gak ngasih kabar dulu ke aku? dua tahun aku nyari kamu...", katanya lirih.
"Aku gak pernah nyuruh kamu buat nyari aku...Gimana kabar Lara..?", tanyaku denga nada menyindir.
Ekspresi wajahnya berbeda. Aku senang melihat wajahnya seperti itu. Karena aku benci Lara. Lara adalah seorang soulmateku. Tapi tidak untuk sekarang. Aku BENCI dia. Sama seperri aku benci dengan Hardy. Karena dulu Hardy dan Lara pernah selingkuh di belakangku.
"Fi,....Lara selalu nyariin kamu. Kamu belum denger penjelasan dari kami. Kamu langsung pergi dan hilang setelah kejadian itu. Aku butuh kamu. Please kamu dengerin aku dulu", jelasnya.
"Oh, jadi kamu ke sini cuma buat itu...?",kataku emosi..Aku beranjak dari tempat duduk . Tapi tangan Hardy mengengggam tanganku...
"Lepasin gak...!!!",
"Gak, sebelum kamu dengerin aku dulu,"
"lepasin..orang-orang banyak yang liat.", aku ngerasa terganggu denga suasana ini.
"Denger, Lara sudah meninggal karena penyakit leukimia yang dia derita. Dia gak pernah selingkuh ma aku. Waktu itu kertas hasil tes darahnya aku liat. Dia memohon padaku agar aku tak memberitahukan itu pada siapapun. Termasuk kamu....", terangnya dengan nada meninggi.

Aku tersentak...takut...merinding sekujur tubuhku. "Kamu gak bohong kan?? Kamu cuma becanda kan?", Kataku setengah tak percaya.
"Terserah kalo kamu gak percaya....Aku yang penting udah cerita ama kamu...", ujarnya lagi.
Dan kami hanya terdiam lagi. Sunyi tak bersuara......Mulutku kaku....Aku tak bisa lagi membentak dia....Aku malah takut....
"Gimana keadaan Bagas?", dia menanyakan kabar adikku.
"Baik...Dia udah gak ngompol lagi lho...", kataku dengan mencoba mencairkan suasana.
"Bagus dech...Aku bisa gak ketemu dia..?Aku kangen sama Bagas. Masa udah kelas 4 SD masih ngompol...",

"Sekarang kan udah kelas 6...", belaku.
"Iya dech..Inget gak dulu?Waktu kita jalan-jalan ke taman bawa Bagas..Dia ngompol di deket Tempat orang yang lagi pacaran...",
"Iya..ya..Aku inget..Abis itu kita berdua di kejar-kejar ama 5 pasangan yang lagi pacaran tadi....Tapi si Bagas malah enak-enakkan makan es cream", Kami mulai melunak.
"Hmmmm...kalo gak salah ada yang jatoh ke semak-semak buat ngumpet.Eh, Ga taunya di situ ada kambing.Truz saking kagetnya teriak-teriak gak jelas geto.", Ingatnya lagi.
"Ya...Itu Aku..Daripada kamu nabrak pohon kelapa. Sampe pada benjol tuch kepala...Lihat masih ada gak bekasnya?", Tanganku refleks menyibak poni yang menutupi dahinya....
Wajah kami berdekartan...

Senin, 17 Maret 2008

Jendral Soedirman


Jenderal Sudirman (1916-1950)
Panglima dan Jenderal Pertama RI


Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan.
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.
Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.
Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.
Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.
Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.
Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan. Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.
Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada. Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.
Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.
Pada tanggal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.


BIODATA


NAMA : JENDRAL SOEDIRMAN

Lahir:Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916

Meninggal:Magelang, 29 Januari 1950

Agama:Islam

Pendidikan Fomal:

- Sekolah Taman Siswa

- HIK Muhammadiyah, Solo (tidak tamat)

Pendidikan Tentara: Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor

Pengalaman Pekerjaan:Guru di HIS Muhammadiyah di CilacapPengalaman Organisasi:Kepanduan Hizbul Wathan

Jabatan di Militer:

- Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal

- Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel

- Komandan Batalyon di Kroya

Tanda Penghormatan:Pahlawan Pembela Kemerdekaan

Meninggal:Magelang, 29 Januari1950

Dimakamkan:Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta

Kamis, 21 Februari 2008

I DONT CARE

setiap orang boleh berkata apa za tentang qw.....
MENCELA,,,,
MENGHINA,,,
eNtah aphLah nthu...
I DONT CARE....
Cz i know.....
mereka belum taw seorang oka yg sebenarnya...
Mereka cuma lihat oka yang bagi oka sendiri itu bukan OKA!!!!!!